[ASK AUTHOR] The Way I Used To Be With Amber Smith

Hallo…..



Kali ini aku mau share 3 pertanyaan yang membuatku penasaran tentang novel The Way I Used To Be karya Amber Smith. Sebuah novel yang mengangkat tema pelecehan seksual anak di bawah umur. Karakter utama Eden yang kehidupannya berubah drastis karena pemerkosaaan. Isu pemerkosaan ini memang bukan novel pertama yang aku baca, namun penulis memfokuskan terhadap trauma yang menimpa Eden. Review lengkapnya cek di sini. 

Berikut ini untuk sesi tanya-jawab dengan penulis >>

1. Why do you choose this theme? About teens rape.

Sexual violence is a lived reality for so many young people, yet there’s still so much silence surrounding this issue. From the perspective of my main character, Eden, I saw a chance to really explore what that silence means and feels like—and ultimately, what it might take to break that silence.

(Kekerasan seksual ada di kenyataan bagi anak-anak muda, tapi ada banyak kebungkaman mengelilingi isu ini. Dari perspektif tokoh utama, Eden, aku melihat sebuah kesempatan untuk mengeksplorasi apa arti kebungkaman itu dan bagaimana rasanya—dan akhirnya, apa yang harus dilakukan untuk memecahkan kebungkaman itu.)

2.  I love how you describe Eden as if she is a real person. Why did you choose her to be someone we don’t agree with her choices, but also care for her? How did you come up with her character?

Thank you! I’m always drawn to characters who are flawed and struggle to figure how to make good choices, because that’s how we all are—nobody is perfect, and no one can know for sure how they will react in a certain situation. I really wanted to show Eden as someone readers would have compassion for, not because she does all the right things, but because she’s learning and growing, figuring how to become the person she wants to be.

(Terima kasih! Aku selalu tertarik pada karakter yang memiliki kekurangan dan berjuang untuk membuat pilihan yang tepat, karena itulah kita semua—tidak ada yang sempurna dan tidak ada yang tahu dengan pasti bagaimana mereka akan bereaksi pada situasi tertentu. Aku ingin menunjukkan bahwa Eden adalah orang yang membutuhkan perhatian, bukan karena dia melakukan hal yang benar, tapi karena dia belajar dan berkembang, mencoba mencari tahu dia ingin menjadi orang seperti apa.)

3. I believe this is your debut novel. How do you feel about this, and even this book managed to enter the New York Times Bestseller list!

Yes, The Way I Used to Be is my debut novel! Sometimes I still can’t believe it—there was a time when it looked like this book was never going to see the light of day. But then the stars aligned, and the book ended up being released at a time when people were becoming much more aware and more willing to have discussions about sexual violence. And now my book is even being translated in places I’ve always dreamed of visiting, like Indonesia—it is more than I ever imagined! J

(Iya. The Way I Used to Be adalah novel debutku. Kadang, aku masih tidak memercayainya—ada saatnya kupikir buku ini tidak akan pernah bisa menatap sinar matahari. Tapi kemudian, semua bintang-bintang berjajar untukku, dan buku ini akhirnya bisa dirilis di saat orang-orang mulai sadar dan mau berdiskusi tentang kekerasan seksual. Sekarang, bukuku bahkan diterjemahkan di tempat-tempat yang ingin aku kunjungi—termasuk Indonesia! Ini lebih dari yang bisa kubayangkan!J)

Bagaimana? Ada yang memiliki pertanyaan seperti yang aku lontarkan di atas? Sudah puas dong dengan jawaban penulis. Kalau belum, teman-teman bisa cek pertanyaan lainnya di blog host novel The Way I Used To Be. 

Btw, Aku setuju dengan pendapat penulis tentang manusia itu tidak memiliki kesempurnaan. Seperti yang terjadi dengan Eden, juga reaksi teman-teman di sekolahnya terhadap Eden.

Untuk penulis ditunggu kunjungannya ke Indonesia. Karya terbarunya juga bakalan terbit loh di bulan februari 2018. Semoga Penerbit Spring menerjemahkan karya selanjutnya.

Terima kasih banyak untuk penulis atas jawabannya. Juga, terima kasih banyak untuk Penerbit Spring atas kesempatan berharga ini. Semoga kedepannya bisa kerjasama lagi.

PROFIL PENULIS

Photo by : Deborah Triplett


Amber Smith besar di Buffalo, New York dan sekarang tinggal di Charlotte, North Carolina bersama dua ekor anjing kesayangannya. Memicu pada hasrat seumur hidup Amber pada art, stor dan creative expression, membuatnya lulus dari sekolah seni dengan BFA pada lukisan dan menyelesaikan magisternya di Art Story.

Amber, selain menghabiskan waktunya dengan melukis di studio dan menjadi konsultan seni, dia juga senang membaca dan menulis dengan topik sejarah seni dan modern serta seni kontemporer.





No comments:

Post a Comment

Silahkan Tinggalkan Jejak di Bawah, ya!