Lucid – Dunia dalam Mimpi by Adrienne Stoltz & Ron Bass

Blurb _______________

Sloane, siswi teladan yang tumbuh di tengah keluarga sub-urban. Maggie, calon aktris brilian penuh talenta dengan kehidupan yang glamor. Keduanya tak pernah bertemu, tetapi keduanya saling memimpikan kehidupan masing-masing. Sloane berharap dirinya bisa menjadi Maggie yang terkenal, sedangkan Maggie sebaliknya, ingin menjadi Sloane yang memiliki kehidupan sederhana.

Dengan saling memimpikan, mereka berusaha lari dari realita kehidupan masing-masing. Namun, semakin dalam mereka hanyut dalam mimpi itu, mereka menyadari sebuah keganjilan. Salah satu dari mereka tidaklah nyata, dan mereka harus berjuang mempertahankan eksistensi masing-masing. Karena, salah satu dari mereka harus menghilang untuk selamanya.


“Novel perdana dri duo penulis skenario ini sangat unik dan melenakan dari halaman pertama hingga akhir... membuat pembaca ingin terus membaca ulang ... pembaca terus dibuat bertanya-tanya tentang takdir dua gadis dalam cerita ini." -  Tammy Turner, School Library Journal

“Bacaan yang amat membekas di ingatan dan menyentuh...”
-          Karen Jensen, VOYA

_______________ ***  _______________

Judul : Lucid
Author : Adrienne Stoltz & Ron Bass
Penerbit : Mizan
Penerjemah : Sujatrini Liza
Halaman : viii + 498
Cetakan : pertama Desember 2013
ISBN : 978-979-433-774-5

Review _______________

“Kau bisa melepaskannya, dan menghilang, dan berbahagia bahwa dia bisa hidup tanpamu sekarang.” Hlm. 427

Ada yang tahu tentang Luci Dream atau pernah mengalaminya? Aku tidak akan membahas apa itu Lucid Dream tetapi cerita dalam novel ini bercerita tentang Lucid Dream. Tapi, jangan pernah berharap ingin merasakan Lucid Dream, apalagi seperti yang dialami Sloane dan Maggie. Keduanya memiliki kehidupan masing-masing, keluarga teman, lingkungan sekitar yang sangat berbeda. Namun, keduanya saling mengetahui kehidupan masing-masing karena saat Sloane tertidur selalu ada kehidupan Maggie dalam mimpinya. Begitupun dengan Maggie, saat dirinya tertidur dalam mimpi itu hanya ada kehidupan Sloane. Selalu seperti itu selama bertahun-tahun.

“Tahu tidak, bagaimana hidup ini berjalan, kita tak selalu berada di tempat yang sama.” Hlm. 490
Sloane masih SMA, dia memiliki ayah dan ibu dan seorang kakak dan adik perempuan. Tapi Sloane memiliki konflik dengan ibunya. Maggie seorang aktris, dia tidak sekolah seperti Sloane walau umur keduanya sama, juga tidak memiliki ayah, dia tinggal bersama ibu, kakak dan adik laki-lakinya. Maggie memiliki psikiater sendiri yang mengetahui tentang keberadaan Sloane. Sedangkan Sloane hanyalah gadis penakut yang menyimpan semuanya rapat-rapat. Namun anehnya ada kesamaan diantara takdir keduanya, saat Sloane jatuh cinta Maggie juga merasakan hal yang sama. Saat keduanya patah hati, kejadian yang sama malah dialami keduanya.

Sayangnya cinta itu membuat kehidupan Sloane dan Maggie menjadi rumit. Maggie menceritakan tentang Sloane pada Andrew orang yang sangat dicintainya, Sloane yang berjanji tak akan pernah menceritakan tentang Maggie malah keceplosan bercerita pada James, lelaki yang juga telah memikat hatinya. Entah apa yang terjadi roda kehidupan mereka berputar, Sloane melihat Andrew di dunianya dan Maggie melihat teman-teman Sloane di dunianya. Maggie dan Sloane semakin khawatir dan keduanya memiliki pemikiran masing-masing. Sloane menyadari bahwa dirinya tak nyata, bahwa dirinya diciptakan oleh Maggie. Begitu juga dengan Maggie, Sloane menciptakan dirinya dalam imajinesainya selama ini.

Siapa sebenarnya yang nyata Sloane atau Maggie? Temukan jawabannya di novel Lucid. Aku jamin tidak akan membosankan. Awalanya aku pikir begitu karena tebel sekali novelnya tapi saat mulai dibaca malah bikin penasaran. Penulis berhasil membuat pembaca tidak dapat menebak siapa yang nyata, bahkan sampai buku ini selesai kulahap, aku masih tak percaya bahwa salah satu dari mereka tak nyata.

Untuk alurnya mengalir. Karakter tokoh yang dihadirkan memperkuat konflik dalam novel ini. Novel ini kan ditulis oleh dua orang tapi tak kelihatan loh perbedaannya, seakan ditulis oleh satu orang. Untuk terjemahannya sendiri aku acungkan jempol, enak dibaca.

Pesan dalam novel ini adalah, hiduplah sesuai realita jangan terlalu senang dengan imajinasi yang kita ciptakan karena akan berbahaya jika suatu hari kita tak dapat melepaskannya, sedangkan hidup kita semakin hancur karena imajinasi tersebut.

Overall aku sangat menikmatinya, novel ini rekomen banget buat temen-temen.

4.5* untuk Lucid


No comments:

Post a Comment

Silahkan Tinggalkan Jejak di Bawah, ya!