[Novel-Review] Out Of The Blue by Indah Hanaco


Blurb_____

Kemunculan Rengga-pria ynag selama ini Sophie ketahui telah memerkosa ibunya-dan Austin, mantan pacarnya yang selebritis, membuat hidup Sophie begitu rumit. Ditambah pertengkaran dengan sahabatnya, Sophie pun nekat menyetujui rencana berlibur ke Skandinavia.

Di Nyhavn, Sophie harus berurusan dengan cowok kasar berego setinggi langit. Jamie menuduhnya tengah menguntit sebagai paparazzi. Setelah beberapa kali tidak sengaja bertemu dan berselisih paham, bahkan mengalami satu kejadian mengejutkan bersama di tepi tebing Preikestolen, keduanya pun semakin dekat.

Ketika mengetahui identitas Jamie sebenarnya, Sophie langsung memutuskan kembali ke Jakarta. Haruskah ia mengambil risiko jatuh cinta dengan trauma yang sama? Atau justru rela melepaskan cowok yang diam-diam membuat hatinya menghangat?

Judul : Out Of The Blue
Author : Indah Hanako
Halaman : 296 hlm
Penerbit : Gramedia Pustaka
Tahun : 2015
ISBN : 978-602-03-2171-4

“orang yang hebat memang ditakdirkan untuk hidup menderita.” Hlm.84
___________Review

Out Of The Blue adalah novel young adult lanjutan dari novel Heartling. Setelah membaca tuntas novel ini, aku menyesali satu hal. Seharusnya aku baca Heartlingnya terlebih dulu, walaupun dapat membacanya secara terpisah, tetap saja kurang nikmat membacanya. Dalam Out Of The Blue menceritakan tentang kehidupan Sophie.

Sophie memiliki masa lalu yang kelam. Ibunya tidak pernah mengenalinya sejak dia terlahir ke dunia. Bahkan dia belum pernah merasakan digendong oleh ibu kandungnya sendiri. Wanita yang telah melahirkannya ke dunia. Keadaan psikologi ibunya membuat Sophie tidak pernah merasakan kasih saying seorang ibu, hingga ibunya di panggil Tuhan. Aku tidak dapat membayangkan jika itu terjadi padaku, tidak dikenali oleh ibu kandung sendiri terdengar mengerikan. Walaupun begitu Sophie mendapat kasih sayang tiada tara dari neneknya dan kedua sahabtanya Amara dan Brisha.

Sophie tipe orang yang sangat berhati-hati terhadap makhluk bernama laki-laki. Kejadian kelam yang dialami ibunya, sampai ibunya terpuruk dan tidak mampu mengenali anaknya sendiri. Membuat Sophie membangun tembok yang begitu kokoh. Kejadian kelam Amira yang pernah diperkosa lalu hamil dan keguguran ditambah Brisha yang pernah di pukuli mantan pacarnya, membuat Sophie tidak mudah memberikan kepercayaan terhadapa laki-laki. Sophie selalu waspada. Kehawatirannya memuncak saat Brisha mengenalkan seorang lelaki yang dikenalnya dari facebook. Sophie tidak habis pikir, setelah kejadian mengerikan yang dialaminya, Brisha nekat bertemu dengan lelaki yang dikenalnya di social media. Namun, Brisha merasa nyaman setelah bebrapa kali berhubungan lewat telepon dengan lelaki bernama Dicky tersebut. Walau Dicky terllihat pria yang baik, Sophie masih merasa tidak tenang. Seolah ada sesuatu yang mengganjal, namun Sophie tidak tahu penyebabnya. Dia pun masih tidak suka terhadap Dicky dan selalu irit kata jika bertemu dengan Dicky. Sophie tidak dapat menumpahkan kehawatirannya begitu saja pada Brisha karena tentunya akan menimbulkan salah paham.

Suatu hari Sophie akrab dengan salah satu gadis yang kos di sebrang rumahnya itu. Gita, wanita yang baik dan perhatian. Sophie pun merasa nyaman saat mengobrol dengan Gita. Mereka semakin dekat, hingga suatu malam. Sophie mendapati Gita diantar pulang oleh lelaki yang dikenalnya. Dicky. Mereka berdua begitu mesra. Sophie terkejut. Dia belum bisa mengkonfirmasi apa yang dilihatnya pada Brisha sebelum mengetahui hubungan sesungguhnya antara Gita dan Dicky. Hingga kenyataan pahit membuat Sophie syok dan membuat hubungannya dengan Brisah merenggang hanya karena lelaki bernama, Dicky. Lelaki kurang ajar yang telah menipu Brisha. Brisha tidak mempercayai pengakuan Sophie, dia lebih percaya pada perkataan Dicky.

Lalu, lelaki yang bernama Rengga-yang dia tahu telah memerkosa ibunya, dan secara biologis adalah ayah kandungnya sendiri hadir dalam hidupnya. Setelah bertahun-tahun Rengga hadir, lalu menceritakan kejadian yang sesungguhnya. Ditambah Austin, mantan pacarnya yang seorang selebritis tersohor hadir kembali dalam hidupnya. Sophie merasa kejutan-kejutan dalam hidupnya begitu rumit. Hingga dia mendapat kesempatan untuk menghabiskan libura semester ke Skandinavia. Tentu saja yang membiayai semua perjalanan liburannya adalah ayahnya sendiri. Rengga tidak pantang menyerah mendekati anaknya itu. Walau Sophie tidak mampu memanggil Rengga dengan sebutan ayah.

“Aku nggak ngarang cerita, Sha! Kamu cuma perlu buka mata dan cari tahu apa aku bohong. Aku peduli sama kamu, bukan mau mencelakaimu,” hlm. 80

Sendirian Sophie berlibur ke negeri Skandinavia. Sophie begitu takjub mengamati bangunan-bangunan di sana. Dan mengabadikannya dengan kamera yang dipinjamnya dari Joanna, ibu tiri Sophie yang menerima keberadaan Sophie dengan rendah hati. Anehnya, Sophie pun merasa nyaman dekat Joanna, mungkin karena dia tidak pernah mendapatkan hangatnya kasih sayang seorang ibu. Dan kasih sayang itu ada pada sosok Joanna yang usianya tidak terpaut jauh dari usianya. Sayangnya saat Sophie asyik memotret seorang pria asing mengatainya paparazzi. Sophie tidak habis pikir apa yang dia harapkan dari lelaki yang wajahnya saja tidak dapat dia lihat. Masker dan kacamata hitam serta topi yang bertengker di kepalanya. Sophie yang kesal, menjauh dari lelaki aneh itu. Dan menikmati pemandangan di sana, walau hatinya sedikit hawatir karena lelaki itu takut mengikutinya.

Di lain waktu Sophie kembali bertemu lagi dengan lelaki yang mengatanya paparazzi. Lelaki itu masih saja mengatainya penguntit. Sophie mengelak karena dia memang tidak sedang mengikuti lelaki itu. Kenal saja tidak. Susah payah Sophie menjelaskannya. Hingga lelaki itu bungkam setelah Sophie menunjukan hasil foto-fotonya. Lelaki yang bernama Jamie mengajak Sophie berkenalan dan sebagai prmohonan maaf meminta untuk makan malam bersama. Sophie tahu permintaan Jamie tulus oleh karenanya dia menerima tawaran Jamie. Tetap dengan kewaspadaannya yang tak berkurang.

Selanjutnya, pertemuan mereka tidak berakhir di sana. Jamie menawarkan diri untuk bersama-sama mengelilingi Skandinavia. Seirig berjalannya waktu keduanya saling terbuka. Penyebab Jamie begitu paranoid saat banyak mata memandangnya dan alasan dia tidak pernah lepas dari masker dan kacamata hitamnya. Pengalaman yang begitu pahit dalam hidup Jamie. Karir di dunia sepak bola yang harus berhenti karena kecelakaan saat pertandinga. Lalu, dimanfaatkan oleh kekasinya sendiri. Sophie tahu betul apa yang dialami Jamie. Hingga kejadian mengerikan ketika di tepi tebing Preikestolen membuat Sophie ingin segera pulang ke Jakarta. Namun, Jamie menahannya. Jamie tidak ingin secepatnya berpisah dengan Sophie. Akhirnya Sophie nurut dan menghabiskan masa liburannya itu. Sophie tidak mampu membohongi hatinya, jantungnya selalu berdegup kencang ketika melihat mata hazle Jamie.

Amara dan ayahnya begitu hawatir atas apa yang dialami Sophie. Austin yang juga terus berusaha menghubungi Sophie. Kenyataan lainnya muncul saat di Oslo. Bahwa Jamie adalah seorang actor ternama Hollywood. Sophie kecewa karena Jamie tidak pernah mengatkannya dan dia malah mendengarnya dari orang lain. Sophie marah besar pada Jamie karena telah dibohongi. Tanpa pikir panjang Sophie meminta kepulangannya ke Jakarta dipercepat. Ayahnya tanpa banyak bertanya alsan Sophie tersebut lebih memilih mengikuti keinginan anaknya.

I’m very happy to meet you, Sophie. Kamu melihatku seperti apa adanya. Di depanmu, aku adalah Jamie yang sebenarnya. Aku nggak perlu cemas untuk menampilkan diriku yang seutuhnya. Itu prestasi besar buatku.” Hlm.282

Kalau aku jadi Sophie bertemu dan kenal dengan artis setingkat Hollywood bakalan teriak kegirangan. Dan gak bisa ngebayangin liburan bareng artis intenasional. Jamie memang salah, seharusnya dia pun menceritakan pekerjaannya sekarang jadi wajar saja Sophie marah karena dia merasa bahwa dirinya tidak dapat dipercaya. Walau masalah baru muncul, setidaknya hubungan Sophie dan Brisha dapat dipertahankan.

Overall, aku suka banget sama novel Out Of The Blue. Gak kecewa baca novel karya mba Indah Hanaco. Image yang dibangun terasa nyata, bahwa aku hidup berada di sekeliling mereka. Jadi gak sabar baca yang Heartlingnya, aku suka dengan Amira dan Ji Hwan. Walaupun intensitas kemuncul di Out Of The Blue bisa dihitung dengan jari, chemistry mereka berdua dapet banget. Aku merasa kasihan pada Austin karena kesibukannya membuat hubungannya dengan Sophie berantakan.

Mba Indah begitu invormatife menjelaskan setting tempatnya, walau aku kesulitan membaca nama-nama tempat di Skandinavia. Aku jadi pengen ke sana, karena aku termasuk orang yang menyukai bangunan-bangunan yang sudah berdiri puluhan abad.

Sayang, oh sayang aku mendapatkan typo di akhir bab.

“untuk meningkatkan mutu pelayangan.” Hlm. 241
Dalam kalimat di atas terdapat kata “pelayangan” yang seharusnya “pelayanan”

4* untuk Out Of The Blue
Happy Reading


       

4 comments:

  1. Waduh ternyata novel Mbak Indah yang ini isu yang dibawakan kompleks juga. Saya tidak mengikuti karya beliau jadi nggak tahu. Penasaran sama novelnya...

    Ngomong-ngomong ngeri juga ya kalau tahu kenyataan kita sebagai anak lahir hasil perkosaan.. Ihh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyah, konfliknya kuat. saya sangat terhibur dengan tulisan mba indah. serasa kisahnya itu nyata.

      Kalau itu saya juga merinding ngebayanginnya.

      Delete
  2. Kayaknya makin banyak deh novel ka Indah yang harus dibeli :D :D

    ReplyDelete

Silahkan Tinggalkan Jejak di Bawah, ya!