[Novel-Review] Bunga Yang Terakhir Mekar by Katayama Kyouichi

__________________ Sinopsis __________________
Sejak kapan manusia dapat memisahkan kehidupan dan kematian? Kalau boleh berpendapat, manusia sudah tahu bahwa kematian adalah sesuatu yang kosong sejak bisa berfikir. Tentu saja waktu itu aku belum tahu apa arti kekosongan, tapi sejak kecil kita tahu bahwa kematian memang seperti itu.

Aku tidak peduli apakah benar ada kehidupan setelah kematian, karena tak ada seorang pun yang bisa menegaskannya. Setiap orang memiliki cara masing-masing untuk mendefinisikannya. Seperti halnya kehidupan, kematian memiliki makna yang sangat personal bagi setiap orang. Ada yang memercayai kehidupan setelah kematian, ada pula yang menganggap kematian sebagai pulang ke ketiadaan.


Judul : Bunga Yang Terakhir Mekar - Saigo ni saku hana 
Penulis : Katayama Kyouichi
Alih Bahasa : Faira Ammadea
Halaman : 345
Penerbut : Elex Media
Tahun : Cetakan pertama, 2015
ISBN : 978-602-02-7798-1

__________________ Review __________________

Meskipun tersita oleh penyakit, aku ingin menjalani hidup dengan penuh warna. Mungkin bahkan terlalu banyak warna, tapi.... pada akhirnya tetap saja aku tidak memiliki apa-apa.'' Hal. 145

Dari judulnya sudah ketebakkan inti novel ini tentunya menceritakan seputar kematian dan covernya yang elegan membuatku tertarik untuk membelinya. Terlebih aku suka novel yang berbau Jepang entah itu penulisnya orang Jepang atau bukan. Namun, saat membacanya benar-benar di luar ekspetasiku.
Sudut pandang yang digunakan yaitu orang pertama atau disebut juga sebagai narator. Menggunakan alur maju mundur.

Nagae seorang fund manager pada  perusahaan investasi. Dia memiliki seorang teman. Bukan sekedar teman, mereka sangat dekat tapi bukan sepasang kekasih juga. Bernama Yuuki, perempuan yang tengah melawan penyakit liver dan jantung. Hanya ada satu cara agar Yuuki bisa sembuh yaitu dengan operasi.

Namun, kondisi Yuuki semakin parah. Yuuki tidak takut dengan kematian justru dia meminta Nagae membantunya dalam kematian.  Nagae belum dapat memutuskannya. Kematian yang dimaksud Yuuki sama dengan bunuh diri. Dan itu hal sulit yang dapat Nagae kabulkan. Alasan Yuuki meminta hal tersebut karena kematian semacam tempat tujuan terakhirnya.



Nagae orang yang tidak percaya bahwa setelah kematian ada kehidupan lain karena tidak ada orang yang menegaskannya, termasuk surga dan neraka. Anehnya, kematian mengelilingi kehidupannya. Nagae mendapat kabar bahwa teman kuliahnya yang merupakan satu club pendaki gunung meninggal. Lalu, kasus pesawat terbang yang menabrak sebuah gedung tentunya berakibat buruk bagi para investor saham. Dalam dunia investasi isu kecil pun mampu membawa perubahan anjolknya dollar ke angka yang lemah. Ditambah Hazama, teman kuliah Nagae bermaksud untuk bunuh diri.



Nagae semakin memikirkan Yuuki, terlebih kondisinya yang semakin parah. Nagae menyadari bahwa dirinya mencintai Yuuki dan kehadiran Yuuki membuat hidupnya lebih baik. Tidak peduli dengan penyakit dan umur Yuuki yang tidak mampu bertahan lama, Nagae meminta untuk hidup bersama Yuuki. Di sisi lain Nagae harus meninggalkan Saori, wanita cerdas dan menarik yang berhasil memikat Nagae. Lalu, apakah Yuuki akan menerima permintaan Nagae sedangkan dirinya sadar hanya akan merepotkan Nagae? Bagaimana dengan Saori yang sangat mencintai Nagae, bahkan mereka pernah membahas pernikahan? Nah, penasarankan? Baca langsung aja ya novelnya.

"Bagiku, tak ada yang bisa menggantikan masa-masa yang kulewati bersam Nagae-kun. Karena itulah aku sangat menghargainya.'' Hal. 291

Di atas aku bilang bahwa novel ini di luar ekspetasiku. Yupzz... awalnya aku pikir keseluruhan novel ini penuh dengan nuansa romancenya, namun terlalu banyak mengisahkan mengenai dunia bisnis investasi dan bisnis temannya. Bagaimana Nagae mengaitkan dunia kerjanya dengan kematian, sangat detil hingga aku sendiri harus memutar otak memahaminya. Walaupun begitu ketika Nagae menceritakan masa-masa bersama Yuuki sangat romantis.

Selain kematian, menurutku maksud dari judul novel ini adalah mengenai wanita terakhir yang dipilih Nagae. Sebelumnya Nagae memang sudah menikah, tak lama pernikahannya berakhir dengan perceraian, setelah itu Nagae bertemu dengan Yuuki dan Saori.

Untuk penerjemahannya aku suka, apik dan mudah dimengerti. Namun, ada kesalahan penyembutan nama Saori, di akhir cerita bukannya Saori tapi Shiori. Aku jadi bingung karena belum baca versi aslinya, yang dimaksud itu Saori atau Shiori?  Lalu kurang tepat dalam penerjemahan ''kantong tidur'' dalam ''Hazama hanya mengenakan jaket bulu angsa sedang berbaring di kantong tidur dengan mata terpejam.'' Hal. 209,  dapat menggunakan sleeping bag. Dikalangan para pendaki lebih populer kata tersebut yang sering digunakan. 

Aku kasih 4* untuk novel Saigo Ni Saku Hana karya Katayama Kyouichi

"Uang adalah sesuatu yang abstrak. Sekali kita terbiasa dengan perasaan antara sedih dan senang saat memperolehnya, perbedaan yang tampak setelah itu hanyalah deretan angka nol di belakangnya.'' Hal. 71

__________________ Reading Challenge __________________
Diikutsertakan dalam 2016 Japanese Literature Reading Challenge 



6 comments:

  1. haiii aku fielda,,, aku juga udah baca novelnya,,,
    mau nanya donk kak, novel nya ada dapat penghargaan nggak kak????

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hay, Fielda. Maksudnya penghargaan diikutsertakan reading challenge?

      Delete
    2. ia kak,,,,
      o ya kak kalau di jepang dapat penghargaan ngg kak novel nya?
      kok kakak sampai terinspirasi untuk mengikut sertakan dalam reading challenge kak?

      Delete
  2. Kalau di Jepang nya si kurang tahu..
    Tapi reading challenge yg di atas yg ngadainnya orang Indonesia sampai akhir desember 2016.
    Suka aja sama novel2 Jepang. Makanya ikutan.

    ReplyDelete
  3. Tanks kak reviewnya heheeheh....

    Jangan Lupa Kunjungi Blog/Artikel Kitaa Ya Kaka " Berbagi Itu Indah " !!!!!!

    ( >>> DISINI <<< )

    Seputar Aritkel Bola

    Download Game Online
    Artikel Bola Terupdate 2017

    ReplyDelete

Silahkan Tinggalkan Jejak di Bawah, ya!